Monday, April 20, 2009

Berubah & Perubahan diri dalam Hidup dan kehidupan


Berubahlah, Jangan Takut!
SELASA, 21 APRIL 2009

Sembilan Prinsip Perubahan

ita sering terjebak kemapanan. Kita takut mengubah arah langkah kita, walaupun sebenarnya perubahan itu perlu untuk pencapaian yang lebih baik. Dunia berubah. Lingkungan kita berubah. Segalanya berubah. Bagaimana kita mengelola perubahan yang tak terhindarkan itu? Atau juga, bagaimana mengelola perubahan yang memang kita harapkan dan memang kita rencanakan? Berikut ini sembilan prinsip yang bisa jadi panduan kita.

Prinsip ke-1: Mereka yang berhasil mengendalikan perubahan, punya keyakinan-keyakinan yang positif. Yang paling Anda perlukan adalah mengembangkan keyakinan-keyakinan baru: keyakinan pada diri sendiri, keyakinan pada perubahan, dan pada kehidupan Anda sendiri. Percayalah, bahwa tidak ada hal lain yang lebih penting daripada perubahan yang sedang Anda tuju.

Prinsip ke-2: Mereka yang berhasil mengendalikan perubahan tahu bahwa perubahan selalu membawa sesuatu yang positif bagi kehidupan mereka. Pada setiap perubahan ada semacam hadiah yang ia bawa. Memulai suatu perubahan selalu tampak sulit pada awalnya. Tapi ingat, selalu ada dua sisi pada satu keping koin. Dan sesuatu yang positif akan selalu datang menghampiri kita.

Pinsip ke-3: Mereka yang dengan sukses mengendalikan perubahan tahu bahwa mereka tahan banting, kuat,dan mampu menghadapi apapun. Anda sebenarnya lebih kuat, lebih pintar, lebih intuitif dari yang Anda ketahui. Sekali Anda tahu dan percaya pada hal ini, Anda mampu melewati perubahan apapun - bahkan perubahan paling berat yang bisa Anda bayangkan.


Prinsip ke-4: Mereka yang berhasil mengendalikan perubahan tahu bahwa setiap emosi yang melawan arah, tidak akan membuat mereka berhenti, hal itu justru bisa memandu kepada emosi yang positif yang bisa membantu mereka mengasah perasaan menjadi lebih baik. Emosi yang negatif bisa menghambat perubahan, memperlambat jalannya, membuat perubahan menjadi susah. Sementara emosi yang positif dapat membuat kita menjalani perubahan dengan cara yang lebih mudah, lebih sederhana, dan lebih tersadari.


Prinsip ke-5: Mereka yang berhasil mengendalikan perubahan tahu bahwa lebih lekas mereka menerima perubahan itu, maka lebih sedikit rasa sakit yang mereka rasakan. Menerima perubahan itu, adalah langkah pertama untuk mempersiapkan diri mengikuti perubahan tersebut. Jangan menolak, toh perubahan itu tak tertolakkan oleh kita.


Prinsip ke-6: Mereka yang dengan sukses mengendalikan perubahan selalu percaya pada kata-kata dan pertanyaan yang memberdayakan, berpikir dengan pikiran yang lebih baik, dan mengekspresikan perasaannya dengan jelas.

Jika jalan perubahan Anda mentok, maka cobalah bicara dengan kata yang berbeda, berpikir dengan cara yang lebih baik, dan tetaplah menyadari perasaan Anda. Dalam hitungan menit, kebuntuan Anda bisa menemukan jalan keluar.


Prinsip ke-7: Mereka yang berhasil mengendalikan perubahan tahu bahwa mereka terhubungkan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Ketika segala yang ada di sekitar kita berubah, lihatlah adakah bagian dari diri kita yang tidak berubah. Adakah bagian dari diri kita yang malas dan tak beranjak dari tempat.


Prinsip ke-8: Mereka yang berhasil mengendalikan perubahan tahu bahwa dia tidak sendiri; dia menempatkan dirinya di tengah-tengah orang yang dapat menolong, yang punya keyakinan dan kemampuan yang bisa diandalkan. Satu kekurangan atau cacat terbesar dalam kemanusiaan kita adalah manusia sering kali merasa sendirian. Percayalah, apapun kondisinya, bagaimanapun situasinya, selalu ada seseorang yang bisa menolong kita.


Prinsip ke-9: Mereka yang berhasil mengendalikan perubahan selalu bertindak. Mereka punya rencana, dan tahu bagaimana menjaga keselamatan diri sendiri. Tindakan terlihat dalam bentuk-bentuk perbuatan. Ada tindakan besar dan terlihat jelas; ada yang kecil dan Anda mungkin menganggap tindakan itu tidak relevan. Tapi tindakan-tindakan yang baik, harus Anda pilih agar Anda bisa terus bergerak maju.(Sumber: first30day.com)

Wednesday, March 18, 2009

Panjang Umur dengan Sikap Positif

Panjang Umur dengan Sikap Positif
SELASA, 17 MARET 2009
Bersikap positif tidak hanya baik bagi jiwa seseorang. Tapi, sikap itu juga berdampak kepada kesehatan fisik. Terutama mereka yang telah memasuki usia evergreen. Salah satu sikap positif itu adalah optimistis.

Berdasar peneliti di Amerika Serikat (AS), orang yang optimistis hidup lebih lama dan lebih sehat dibandingkan orang yang pesimistis. Optimistis adalah sikap yang memperkirakan sesuatu yang baik akan terjadi. Sementara itu, pesimistis sebaliknya.

Para peneliti di University of Pittsburgh mengkaji angka rata-rata kematian dan kondisi kesehatan kronis di kalangan pasien dalam studi Women's Health Initiative. Mereka telah mengikuti perkembangan lebih dari 100.000 perempuan yang berusia 50 tahun ke atas sejak 1994.

Hasilnya, perempuan yang memiliki sikap optimistis kurang dari 14 persen lebih sedikit meninggal karena penyebab penyakit tertentu dibandingkan dengan orang yang pesimistis. Mereka yang optimistis juga minim menghadapi risiko tekanan darah tinggi dan diabetes.

Tim yang dipimpin Dr Hilary Tindle tersebut juga meneliti perempuan yang sangat tak percaya kepada orang lain. Satu kelompok beranggota mereka yang saling bermusuhan. Kelompok lain para perempuan yang lebih memercayai orang lain.

Tindle dan timnya telah menyajikan studinya itu dalam pertemuan tahunan American Psychosomatic Society di Chicago pekan lalu. Pola berpikir orang-orang di kelompok bermusuhan tersebut, ternyata, membuat seseorang tidak berumur panjang. "Perempuan yang bermusuhan memiliki peluang meninggal lebih cepat 16 persen dibandingkan dengan perempuan yang tak bermusuhan," tutur Tindle.

Selain optimistis, ada beberapa ciri-ciri lain orang yang berpikir positif. Di antaranya, mereka melihat masalah sebagai tantangan, bukan cobaan hidup. Selanjutnya, mereka suka menikmati hidup. Mereka biasanya menerima keadaan dengan besar hati. Tapi, itu bukan berarti mereka tidak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik.

Golongan itu selalu mempunyai pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide. Mereka selalu mengenyahkan pikiran negatif saat pikiran tersebut terlintas di benak. Mereka juga selalu mensyukuri apa yang dimiliki dan tidak berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dimiliki.

Mereka tidak suka mendengarkan gosip yang tak menentu. Sebab, gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Mereka juga tidak suka membuat alasan, tapi langsung bertindak. Mereka senang menggunakan bahasa tubuh yang positif. Di antaranya, senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan ekspresif. Terakhir, mereka selalu peduli dengan citra diri. Karena itu, mereka berusaha tampil sebaik-baiknya, bukan hanya sebagai orang yang menarik, tetapi juga pribadi yang simpatik. (dio/ayi)

Wednesday, December 3, 2008

Empat Tahun Bangkit dari Tsunami

Empat Tahun Bangkit dari Tsunami (2)
KAMIS, 04 DESEMBER 2008
Sabut Kelapa yang Menopang Hidup Para Tetangga
Musibah tsunami membuat seorang pengusaha kecil di Kabupaten Aceh Besar kehilangan segala-galanya. Lewat perjuangan yang gigih, dia berhasil menjalankan kembali usahanya. Kuncinya, motivasi untuk menyiapkan masa depan yang baik bagi anak-anaknya.

BAHARI, Aceh Besar

NAMA Jamil Z.A. bagi warga Desa Lamnga, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, sudah sangat familiar. Terbukti, begitu JPNN bertanya tentang lokasi rumah pengusaha kecil itu, warga yang sedang minum kopi di warung pinggir pantai Jalan Krueng Raya Km 12,5 pun langsung tanggap.

’’Masuk saja, lalu belok kanan. Rumahnya dekat kios,’’ ujar seorang warga seraya menunjuk jalan masuk kampung.

Di desa itu, Jamil dikenal warga sebagai pengusaha keset dan pel dari bahan sabut kelapa. Siang itu, pria berkacamata tersebut bersiap mengirimkan produk kesetnya ke toko langganan di Banda Aceh. ’’Untung Bapak datang, tiga menit lagi saya sudah pergi ke Banda (Banda Aceh),’’ kata Jamil seraya mempersilakan JPNN masuk ke kantornya.

Kemajuan usaha Jamil bisa dilihat dari rumahnya yang cukup bagus, ada gudang, kantor, bahkan mobil nangkring di garasi rumahnya. ’’Kami harus bekerja ekstrakeras untuk bisa seperti ini,’’ ungkapnya.

Jamil menekuni usahanya sejak 1980. Jumlah karyawannya kini 40 orang. Kebanyakan mereka adalah para tetangga sendiri yang juga korban tsunami. Pendapatan bersih per bulan mencapai Rp15 juta. Produknya dipasarkan ke seluruh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). ’’Sebelum tsunami, keset buatan saya malah sampai Medan, bahkan Padang, Sumatera Barat,’’ ujarnya bangga.

Usaha pembuatan keset Jamil kini dilengkapi mesin perontok sabut kelapa. Dulu, sebelum ada mesin perontok, sabut kelapa harus direndam air asin dulu selama enam bulan, baru sabutnya bisa dipakai. ’’Sekarang cukup dua hari saja,’’ jelasnya.

Bapak sembilan putra itu pun mengaku, saat tsunami menerjang desanya pada 26 Desember 2004, semua harta jerih payahnya selama 24 tahun hilang dalam sekejap. Rumahnya yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari laut rata dengan tanah. Mobil, gudang, serta perlengkapan kerja hilang tak berbekas. ’’Ludes semua,’’ kenangnya.

Karena semua sudah hilang ditelan tsunami, Jamil dan keluarga pun tinggal di barak penampungan pengungsi. Namun, dia tidak mau terlena hidup di barak yang hanya mengandalkan bantuan serta sumbangan orang lain. Dia sadar, suatu saat akan tiba waktunya bagi para korban tsunami untuk bisa hidup mandiri.
’’Untuk menghidupi sembilan anak saya, tidak cukup hanya mengandalkan bantuan. Itulah yang memotivasi saya segera bangkit,’’ tegasnya.

Dalam keadaan terpuruk, jiwa kewirausahaan Jamil pun memberontak. Maka, dibantu istri dan anak-anaknya, dia pun mencoba kembali bangkit dengan merintis usahanya dari titik nol. ’’Saat itu saya tidak punya modal, sehingga rasanya berat untuk bangkit. Tapi, tekad saya sudah bulat. Harus bangkit,’’ katanya.

Selama setahun Jamil membanting tulang, mencoba membangkitkan industri kesetnya dengan cara produksi manual. Meski tertatih-tatih dan banyak kendala, usaha tersebut terus menuai hasil. Bahkan, Swisscontact, sebuah LSM asal Swiss yang peduli terhadap korban tsunami, bersedia memberi bantuan modal bagi usahanya.

LSM itulah yang membangun kembali gudangnya yang hancur, membelikan mesin perontok, dan memberikan uang untuk modal usaha. ’’Itu titik bangkit usaha saya setelah gelombang tsunami hingga bertahan seperti sekarang,’’ jelasnya.

Karena pesanan terus meningkat, Jamil pun merekrut kembali karyawannya yang dirumahkan pascatsunami. ’’Saat ini karyawan kami mencapai 40 orang. Sebenarnya masih banyak yang ingin kerja. Tapi, belum bisa ditampung,’’ ujarnya.

Dengan mesin, modal, dan tenaga kerja yang cukup, saat ini Jamil tak hanya fokus membuat keset dari sabut kelapa. Dia mencoba mengembangkan produk ke lap pel dari bahan yang sama.

Dengan peralatan yang lebih baik, keset itu tidak hanya ditulisi ’’Welcome’’, tapi juga bisa memenuhi pemesanan khusus. Misalnya, pencantuman nama kantor pemerintah, hotel, bahkan yang bersifat pribadi. ’’Pokoknya, semua permintaan konsumen kami layani,’’ katanya.

Pengolahan sabut kelapa menjadi pintalan-pintalan (semacam tambang kecil) yang siap dijadikan keset dikerjakan para tetangga di rumah masing-masing. Setelah jadi, pintalan-pintalan itu baru disetor ke tempat usaha Jamil. ’’Jadi, para tetangga bisa mengerjakan di rumahnya tanpa mengganggu kesibukannya sebagai ibu rumah tangga,’’ jelas Jamil.

Dia sering berkampanye kepada para korban tsunami agar tidak mudah menyerah. Setidaknya, mereka harus berbuat untuk masa depan anak-anak. Kalau ada usaha, pasti ada jalan. Dia bersyukur keluarganya tetap utuh dalam musibah dahsyat tersebut. ’’Masa depan anak-anak yang memotivasi saya bangkit seperti sekarang,’’ tuturnya.

Seperti Jamil, motivasi untuk membangun masa depan anak itu pula yang membuat Mardiyah, 35, warga Desa Suak Indrapuri, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh, bersemangat untuk bangkit.

Akibat gelombang tsunami, rumahnya yang berjarak hanya selemparan batu dari Pelabuhan Meulaboh rata dengan tanah. ’’Sejak itu, saya berpindah dari satu rumah kontrakan ke rumah kontrakan yang lain selama lebih dari tiga tahun,’’ ungkapnya.

Berbagai upaya dilakukan Mardiyah dan suami untuk bisa bangkit dari berbagai kesulitan pascatsunami. Keduanya bekerja apa saja, asalkan bisa menghasilkan uang. Termasuk berjualan sayur. ’’Yang penting halal,’’ tegasnya.

Dia bersyukur sejak enam bulan lalu rumahnya yang rata dengan tanah dibangun kembali oleh Caritas, sebuah LSM dari Swiss. Rumah bertipe 45 dengan dua kamar itu tergolong bagus. Bangunannya tampak kukuh. ’’Kami sangat bersyukur mendapat bantuan rumah itu,’’ ujar ibu tiga anak tersebut.

Di depan rumah barunya, wanita asal Aceh Singkil itu kini membuka toko sembako untuk menambah penghasilan rumah tangga. ’’Lumayan bisa membantu suami. Semua ini untuk masa depan anak-anak,’’ katanya.

Menurut Mardiyah, ketiga anaknya itulah yang membuat dirinya bisa bertahan. Dia lalu menuturkan pengalaman dramatisnya menyelamatkan mereka saat gelombang tsunami menerjang desanya. Saat itu, si bungsu berusia delapan bulan dan si sulung empat tahun. ’’Bapaknya saat itu berada di laut mencari ikan,’’ jelasnya.

Pagi pada 26 Desember 2004 itu, warga desanya berteriak-teriak karena ada gelombang laut datang. Tanpa banyak bicara, Mardiyah pun menggelandang ketiga anaknya berlari menjauhi pantai. ’’Hanya si bungsu yang saya gendong,’’ ucapnya.

Saat tsunami datang, Mardiyah beruntung sudah berhasil membawa ketiga anaknya memanjat tiang listrik. ’’Beberapa anggota Brimob dan TNI ikut membantu menyelamatkan anak-anak,’’ katanya.
Lebih dari empat jam Mardiyah dan ketiga anaknya bertahan di tiang listrik, sebelum tim penolong datang membantu. Saat itu, banyak orang heran atas tindakan heroik Mardiyah menyelamatkan ketiga putranya. ’’Saya juga heran kok bisa begitu kuat. Pikiran saya saat itu hanya satu. Bagaimana menyelamatkan ketiga anak saya,’’ tegasnya.

Selain rumahnya hancur, anak-anak Mardiyah mengalami guncangan jiwa yang hebat. Saking traumanya, pascatsunami, si bungsu langsung berteriak-teriak saat melihat air ledeng mengalir. ’’Itu berlangsung selama tiga tahun,’’ tuturnya.

Dia bersyukur anak-anaknya mulai melupakan kejadian mencekam tersebut. Apalagi, keluarganya kembali menempati rumah lama yang dibangun lagi di dekat pantai. ’’Anak-anaknya mulai sering berenang di laut. Kini, traumanya mulai hilang,’’ katanya. ***

Bertaubat dari Zina Dalam Islam

Bertaubat dari Zina

Perzinahan merupakan perbuatan yang sangat buruk dan pelakunya diancam dosa besar oleh Allah swt, firman-Nya,”Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Israa : 32) Hal itu dikarenakan terlalu banyaknya efek yang ditimbulkan dari perzinahan, baik efek psikologi, sosial maupun moral.

Untuk itu Islam menetapkan suatu hukuman yang berat bagi seorang pezina dengan cambukan seratus kali dan diasingkan bagi mereka yang belum menikah serta dirajam bagi mereka yang telah menikah, sebagaimana beberapa dalil berikut ini :
1. “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.” (QS. An Nuur : 2)

2. Dari Abu Hurairoh ra bahwasanya Rasulullah saw pernah memberikan hukuman kepada orang yang berzina (belum menikah) dengan hukuman dibuang (diasingkan) satu tahun dan pukulan seratus kali.” (HR. Bukhori)

3. Rasulullah saw menanyakan kepada seorang laki-laki yang mengaku berzina,”Apakah engkau seorang muhshon (sudah menikah)? Orang itu menjawab,’Ya’. Kemudian Nabi bersabda lagi,’Bawalah orang ini dan rajamlah.” (HR Bukhori Muslim)

Namun Allah swt adalah Maha Penerima taubat dari setiap hamba-Nya yang mau bertaubat dari segala perbuatan maksiatnya. Untuk itu yang harus dilakukan oleh mereka yang telah jatuh kedalam perbuatan zina ini dan menginginkan kembali ke jalan Allah swt, adalah :

1. Taubat Nashuha

Tidak ada hal terbaik yang harus dilakukan bagi seorang yang melakukan dosa kepada Allah swt kecuali taubat yang sebenar-benarnya. Taubat yang dibarengi dengan penyesalan dan tekad kuat untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut.

Firman Allah swt,”Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai." (QS. At Tahrim : 8)

Disebutkan didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa ada seorang wanita hamil dari Juhainah mengaku telah berzina dihadapan Rasulullah saw maka ia dirajam setelah melahirkan bayinya itu. Pada saat itu Umar ra mengatakan,”Apakah engkau menshalati jenazahnya ya Rasulullah saw padahal ia telah berzina?’ beliau saw menjawab,’Dia telah bertaubat dengan suatu taubat yang andaikan taubatnya dibagi-bagikan kepada tujuh puluh penduduk Madinah, tentu akan mencukupi mereka semua. Apakah engkau mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari kerelaannya untuk menyerahkan dirinya kepada Allah.”

Jadi tidak ada kata terlambat dan putus asa bagi seorang yang masih mengimani Allah swt sebagai Tuhannya untuk kembali kejalan-Nya, memperbaiki segala kesalahannya dan menggantinya dengan berbagai perbuatan yang baik.

2. Tidak membuka aibnya kepada orang lain

Dengan tidak memungkin bagi setiap pelaku zina untuk dicambuk atau dirajam pada saat ini dikarenakan tidak diterapkannya hukum islam maka sudah seharusnya semua menutupi aibnya itu dan tidak menceritakannya kepada siapa pun. Dengan ini mudah-mudahan Allah swt juga menutupi aib dan kesalahannya ini.

Bahwasanya Nabi saw bersabda,”Setiap umatku mendapat pemaafan kecuali orang yang menceritakan (aibnya sendiri). Sesungguhnya diantara perbuatan menceritakan aib sendiri adalah seorang yang melakukan suatu perbuatan (dosa) di malam hari dan sudah ditutupi oleh Allah swt kemudian dipagi harinya dia sendiri membuka apa yang ditutupi Allah itu.” (HR. Bukhori dan Muslim)

3. Beribadah dan beramal dengan sungguh-sungguh

Firman Allah swt,”Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan Dia akan kekal dalam azab itu, dalam Keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Furqon : 68 – 70)

Amal sholeh yang dilakukan haruslah sungguh-sunguh dan tidak asal-asalan agar bisa menutupi dosa besar yang telah dilakukannya. Amal sholeh tersebut juga sebagai bukti masih adanya iman didalam dirinya. Keimanan yang menggerakkannya untuk beramal sholeh ini yang kemudian menjadikan Allah swt menutupi dosa dan keburukannya. Bahkan tidak hanya itu, Allah swt menutup ayat itu dengan menyebutkan ‘dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’

Thursday, October 16, 2008

Bakwan Jagung Tahu

Bakwan Jagung Tahu
SAJI/AGUSTUA FAJARMON
/

Jumat, 17 Oktober 2008 | 11:11 WIB

Bahan:
2 buah (400 gr) jagung manis, pipil
1 buah (190 gr) jagung manis, parut
150 gr tahu putih, potong kotak
1 batang daun bawang, iris halus
100 gr wortel, potong korek api
150 gr tepung terigu protein sedang
1 sdm tepung beras
1/2 sdm tepung sagu
150 ml air
1 butir telur, kocok lepas

Bumbu halus:
4 btr bawang merah, goreng
3 siung bawang putih, goreng
2 cm kunyit, bakar
2 btr kemiri, goreng
1/2 sdt merica
1 3/4 sdt garam
1/2 sdt gula pasir

Cara membuat:
1. Aduk rata bahan dan bumbu halus.
2. Panaskan sendok sayur dalam minyak yang sudah dipanaskan dengan api sedang. Angkat.
3. Tuang adonan. Celup ke minyak panas sampai setengah matang.
4. Lepaskan dari cetakan. Goreng sampai matang. Lakukan sampai adonan habis.

Untuk 21 buah

Wednesday, October 15, 2008

The 4 Secrets of Amazing Sex

The 4 Secrets of Amazing Sex
Artikel Terkait:

* Kapan Sebaiknya Tidak Ngeseks?
* Five Minutes To Fabulous Sex
* Perubahan Kelamin karena Sex Ambiguity
* Ungkapan Cinta Tingkatkan Sex Appeal
* Sex Education, Baiknya Mulai Usia Empat Tahun

Kompas Rabu, 15 Oktober 2008 | 16:51 WIB

MENDAPATKAN pengalaman seksual yang luar biasa bukan persoalan mudah. Karena itu butuh upaya untuk mencapainya. Anda perlu terbuka dengan diri sendiri dan lingkungan juga pasangan.

Terapis seks dari London, Georgia Foster dan Beverley Anne Foster merekomendasikan cara-cara melepas kebuntuan seksual yang mungkin Anda alami.

Kata Georgia “Fokus pada pikiran seperti juga fokus pada tubuh yang kita miliki saat ini. Untuk mendapatkan pengalaman yang luar biasa, pikiran menjadi penentu segalanya." Karena itu, ikuti empat petunjuk berikut:

1. RAYU DAN GODA
Rahasia pertama mempertahankan gairah seks dengan pasangan adalah dengan merayunya. Banyak perempuan, juga pria merasa perlu digoda atau dirayu agar merasa seksi. Salah tentu saja! Pertama-tama kita perlu menciptakan gairah itu dalam pikiran. Jangan berpikir nyala gairah itu datang dari orang lain. Munculkan dalam pikiran Anda sendiri. Itu tanggung jawab Anda. Jangan berharap atau menunggu dari pasangan.

2. SENSASI
Rahasia kedua terkait dengan indera keenam. Rileks dan buat diri Anda peka. Serap energi yang ada antara Anda dan pasangan. Fokuskan pada apa yang ada di sekeliling ; bau, sentuhan, suara dan rasailah! Tanpa indera keenam ini seks bakal membosankan.

3. MENYERAHLAH
Rahasia ketiga adalah saat Anda menyerah pasrah pada pasangan dan mulailah bercinta. Tentu rahasia pertama dan kedua harus Anda lewati dulu supaya pada saatnya pikiran dan rasa perasaan Anda on pada saatnya. Anda perlu terkoneksi dengan pasangan.

4. REFLEKSI
Bila Anda merasakan nyaman dan pengalaman luar biasa melewati tiga tahap rahasia ini, cobalah kembali merefleksikannya. Bila pengalaman itu buruk, cobalah untu menghindarinya lain waktu.

ABD

Friday, October 10, 2008

Dilema Karier

Dilema Karier, Timbang Dulu Sebelum Memutuskan
Aug 05, 2008 | Post | Artikel Karir |

Banyak keputusan yang harus dibuat dalam hidup kita, ada yang mudah, namun lebih banyak yang sulit. Tak terkecuali dalam pekerjaan. Tiga situasi berikut kerap menimbulkan dilema, tak tahu harus bersikap bagaimana. Berikut tips Marc Hertz, konsultan karir dari Robert Half International , agar Anda siap jika kelak menemui situasi yang sama.

1. Gaji rekan sekerja lebih tinggi
Tanpa sengaja Anda melihat slip gaji rekan sekerja. Ternyata gaji rekan sekerja yang posisinya selevel dengan Anda jauh lebih besar dari jumlah yang Anda terima tiap bulan.

Yang harus dilakukan:
Tahan keinginan Anda untuk menuntut penjelasan dari atasan saat itu juga. Menemui atasan karena alasan finansial, apalagi berdasarkan informasi yang sifatnya confidential, akan merugikan Anda sendiri.

Gunakan jaringan kerja yang dimiliki untuk mencari informasi mengenai pasaran gaji untuk posisi Anda. Nah, berdasarkan informasi valid di tangan, ditambah dengan daftar prestasi serta kemampuan Anda selama ini, Anda bisa meminta penjelasan pada atasan mengenai perbedaan standar gaji. Tapi ingat, jagalah reputasi Anda. Hindari emosi yang meledak-ledak.

2. Ditawari Pindah Kerja, Tapi Suka Pekerjaan Sekarang
Seorang teman menginformasikan ada lowongan untuk jabatan empuk di kantornya. Ia meminta Anda melamar dan berjanji akan memprioritaskan Anda dengan kompensasi yang lebih tinggi. Anda tergoda, tapi di lain pihak Anda terlanjur mencintai pekerjaan yang sekarang.

Yang harus dilakukan:
Keputusan pindah kerja memang bukan keputusan yang mudah. Galilah informasi lebih dalam lagi dari teman Anda, misalnya mengenai proses penerimaan, peraturan perusahan, jenjang karier, budaya perusahaan, kompensasi lain di luar gaji, dan sebagainya. Sehingga Anda bisa membuat perbandingan.

Taruhlah setelah mendapat informasi Anda masih tertarik. Gunakan kesempatan wawancara untuk mengetahui lebih banyak informasi mengenai jenis tugas dan tanggung jawab yang akan Anda laksanakan. Bisa jadi gaji tinggi mencerminkan beban kerja yang tinggi pula. Dari sini Anda bisa menilai apakah pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kondisi Anda.

3. Kesempatan Mengerjakan Proyek Penting tapi Sulit.
Dalam rapat, atasan menginformasikan adanya sebuah proyek penting dari klien utama perusahaan. Atasan membuka kesempatan pada siapa saja untuk memimpin proyek ini. Sebenarnya ini merupakan tantangan yang menarik karena bila berhasil, maka karir Anda bisa terdongkrak. Tapi Anda tahu benar si klien adalah pihak yang sulit dan sangat perfeksionis.

Yang harus dilakukan:

Bila selama ini Anda berambisi untuk meraih posisi lebih tinggi, tak perlu ragu memanfaatkan kesempatan emas yang terbuka di depan mata. Tetapi sebelumnya tanyakan dulu pada diri sendiri apakah Anda mampu dan mau mengerjakan tanggung jawab yang lebih besar di luar job desk Anda sekarang.

Bila Anda merasa kurang optimis bisa memimpin proyek ini, bicarakan pada atasan kemungkinan Anda untuk bergabung dalam tim. Mintalah bagian penting dalam tim sehingga Anda bisa menunjukkan kemampuan sekaligus memaksimalkan skill.



AN

Sumber: Kompas.com