Wednesday, March 18, 2009

Panjang Umur dengan Sikap Positif

Panjang Umur dengan Sikap Positif
SELASA, 17 MARET 2009
Bersikap positif tidak hanya baik bagi jiwa seseorang. Tapi, sikap itu juga berdampak kepada kesehatan fisik. Terutama mereka yang telah memasuki usia evergreen. Salah satu sikap positif itu adalah optimistis.

Berdasar peneliti di Amerika Serikat (AS), orang yang optimistis hidup lebih lama dan lebih sehat dibandingkan orang yang pesimistis. Optimistis adalah sikap yang memperkirakan sesuatu yang baik akan terjadi. Sementara itu, pesimistis sebaliknya.

Para peneliti di University of Pittsburgh mengkaji angka rata-rata kematian dan kondisi kesehatan kronis di kalangan pasien dalam studi Women's Health Initiative. Mereka telah mengikuti perkembangan lebih dari 100.000 perempuan yang berusia 50 tahun ke atas sejak 1994.

Hasilnya, perempuan yang memiliki sikap optimistis kurang dari 14 persen lebih sedikit meninggal karena penyebab penyakit tertentu dibandingkan dengan orang yang pesimistis. Mereka yang optimistis juga minim menghadapi risiko tekanan darah tinggi dan diabetes.

Tim yang dipimpin Dr Hilary Tindle tersebut juga meneliti perempuan yang sangat tak percaya kepada orang lain. Satu kelompok beranggota mereka yang saling bermusuhan. Kelompok lain para perempuan yang lebih memercayai orang lain.

Tindle dan timnya telah menyajikan studinya itu dalam pertemuan tahunan American Psychosomatic Society di Chicago pekan lalu. Pola berpikir orang-orang di kelompok bermusuhan tersebut, ternyata, membuat seseorang tidak berumur panjang. "Perempuan yang bermusuhan memiliki peluang meninggal lebih cepat 16 persen dibandingkan dengan perempuan yang tak bermusuhan," tutur Tindle.

Selain optimistis, ada beberapa ciri-ciri lain orang yang berpikir positif. Di antaranya, mereka melihat masalah sebagai tantangan, bukan cobaan hidup. Selanjutnya, mereka suka menikmati hidup. Mereka biasanya menerima keadaan dengan besar hati. Tapi, itu bukan berarti mereka tidak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik.

Golongan itu selalu mempunyai pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide. Mereka selalu mengenyahkan pikiran negatif saat pikiran tersebut terlintas di benak. Mereka juga selalu mensyukuri apa yang dimiliki dan tidak berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dimiliki.

Mereka tidak suka mendengarkan gosip yang tak menentu. Sebab, gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Mereka juga tidak suka membuat alasan, tapi langsung bertindak. Mereka senang menggunakan bahasa tubuh yang positif. Di antaranya, senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan ekspresif. Terakhir, mereka selalu peduli dengan citra diri. Karena itu, mereka berusaha tampil sebaik-baiknya, bukan hanya sebagai orang yang menarik, tetapi juga pribadi yang simpatik. (dio/ayi)