Monday, April 20, 2009

Berubah & Perubahan diri dalam Hidup dan kehidupan


Berubahlah, Jangan Takut!
SELASA, 21 APRIL 2009

Sembilan Prinsip Perubahan

ita sering terjebak kemapanan. Kita takut mengubah arah langkah kita, walaupun sebenarnya perubahan itu perlu untuk pencapaian yang lebih baik. Dunia berubah. Lingkungan kita berubah. Segalanya berubah. Bagaimana kita mengelola perubahan yang tak terhindarkan itu? Atau juga, bagaimana mengelola perubahan yang memang kita harapkan dan memang kita rencanakan? Berikut ini sembilan prinsip yang bisa jadi panduan kita.

Prinsip ke-1: Mereka yang berhasil mengendalikan perubahan, punya keyakinan-keyakinan yang positif. Yang paling Anda perlukan adalah mengembangkan keyakinan-keyakinan baru: keyakinan pada diri sendiri, keyakinan pada perubahan, dan pada kehidupan Anda sendiri. Percayalah, bahwa tidak ada hal lain yang lebih penting daripada perubahan yang sedang Anda tuju.

Prinsip ke-2: Mereka yang berhasil mengendalikan perubahan tahu bahwa perubahan selalu membawa sesuatu yang positif bagi kehidupan mereka. Pada setiap perubahan ada semacam hadiah yang ia bawa. Memulai suatu perubahan selalu tampak sulit pada awalnya. Tapi ingat, selalu ada dua sisi pada satu keping koin. Dan sesuatu yang positif akan selalu datang menghampiri kita.

Pinsip ke-3: Mereka yang dengan sukses mengendalikan perubahan tahu bahwa mereka tahan banting, kuat,dan mampu menghadapi apapun. Anda sebenarnya lebih kuat, lebih pintar, lebih intuitif dari yang Anda ketahui. Sekali Anda tahu dan percaya pada hal ini, Anda mampu melewati perubahan apapun - bahkan perubahan paling berat yang bisa Anda bayangkan.


Prinsip ke-4: Mereka yang berhasil mengendalikan perubahan tahu bahwa setiap emosi yang melawan arah, tidak akan membuat mereka berhenti, hal itu justru bisa memandu kepada emosi yang positif yang bisa membantu mereka mengasah perasaan menjadi lebih baik. Emosi yang negatif bisa menghambat perubahan, memperlambat jalannya, membuat perubahan menjadi susah. Sementara emosi yang positif dapat membuat kita menjalani perubahan dengan cara yang lebih mudah, lebih sederhana, dan lebih tersadari.


Prinsip ke-5: Mereka yang berhasil mengendalikan perubahan tahu bahwa lebih lekas mereka menerima perubahan itu, maka lebih sedikit rasa sakit yang mereka rasakan. Menerima perubahan itu, adalah langkah pertama untuk mempersiapkan diri mengikuti perubahan tersebut. Jangan menolak, toh perubahan itu tak tertolakkan oleh kita.


Prinsip ke-6: Mereka yang dengan sukses mengendalikan perubahan selalu percaya pada kata-kata dan pertanyaan yang memberdayakan, berpikir dengan pikiran yang lebih baik, dan mengekspresikan perasaannya dengan jelas.

Jika jalan perubahan Anda mentok, maka cobalah bicara dengan kata yang berbeda, berpikir dengan cara yang lebih baik, dan tetaplah menyadari perasaan Anda. Dalam hitungan menit, kebuntuan Anda bisa menemukan jalan keluar.


Prinsip ke-7: Mereka yang berhasil mengendalikan perubahan tahu bahwa mereka terhubungkan dengan sesuatu yang lebih besar dari diri mereka sendiri. Ketika segala yang ada di sekitar kita berubah, lihatlah adakah bagian dari diri kita yang tidak berubah. Adakah bagian dari diri kita yang malas dan tak beranjak dari tempat.


Prinsip ke-8: Mereka yang berhasil mengendalikan perubahan tahu bahwa dia tidak sendiri; dia menempatkan dirinya di tengah-tengah orang yang dapat menolong, yang punya keyakinan dan kemampuan yang bisa diandalkan. Satu kekurangan atau cacat terbesar dalam kemanusiaan kita adalah manusia sering kali merasa sendirian. Percayalah, apapun kondisinya, bagaimanapun situasinya, selalu ada seseorang yang bisa menolong kita.


Prinsip ke-9: Mereka yang berhasil mengendalikan perubahan selalu bertindak. Mereka punya rencana, dan tahu bagaimana menjaga keselamatan diri sendiri. Tindakan terlihat dalam bentuk-bentuk perbuatan. Ada tindakan besar dan terlihat jelas; ada yang kecil dan Anda mungkin menganggap tindakan itu tidak relevan. Tapi tindakan-tindakan yang baik, harus Anda pilih agar Anda bisa terus bergerak maju.(Sumber: first30day.com)

Wednesday, March 18, 2009

Panjang Umur dengan Sikap Positif

Panjang Umur dengan Sikap Positif
SELASA, 17 MARET 2009
Bersikap positif tidak hanya baik bagi jiwa seseorang. Tapi, sikap itu juga berdampak kepada kesehatan fisik. Terutama mereka yang telah memasuki usia evergreen. Salah satu sikap positif itu adalah optimistis.

Berdasar peneliti di Amerika Serikat (AS), orang yang optimistis hidup lebih lama dan lebih sehat dibandingkan orang yang pesimistis. Optimistis adalah sikap yang memperkirakan sesuatu yang baik akan terjadi. Sementara itu, pesimistis sebaliknya.

Para peneliti di University of Pittsburgh mengkaji angka rata-rata kematian dan kondisi kesehatan kronis di kalangan pasien dalam studi Women's Health Initiative. Mereka telah mengikuti perkembangan lebih dari 100.000 perempuan yang berusia 50 tahun ke atas sejak 1994.

Hasilnya, perempuan yang memiliki sikap optimistis kurang dari 14 persen lebih sedikit meninggal karena penyebab penyakit tertentu dibandingkan dengan orang yang pesimistis. Mereka yang optimistis juga minim menghadapi risiko tekanan darah tinggi dan diabetes.

Tim yang dipimpin Dr Hilary Tindle tersebut juga meneliti perempuan yang sangat tak percaya kepada orang lain. Satu kelompok beranggota mereka yang saling bermusuhan. Kelompok lain para perempuan yang lebih memercayai orang lain.

Tindle dan timnya telah menyajikan studinya itu dalam pertemuan tahunan American Psychosomatic Society di Chicago pekan lalu. Pola berpikir orang-orang di kelompok bermusuhan tersebut, ternyata, membuat seseorang tidak berumur panjang. "Perempuan yang bermusuhan memiliki peluang meninggal lebih cepat 16 persen dibandingkan dengan perempuan yang tak bermusuhan," tutur Tindle.

Selain optimistis, ada beberapa ciri-ciri lain orang yang berpikir positif. Di antaranya, mereka melihat masalah sebagai tantangan, bukan cobaan hidup. Selanjutnya, mereka suka menikmati hidup. Mereka biasanya menerima keadaan dengan besar hati. Tapi, itu bukan berarti mereka tidak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik.

Golongan itu selalu mempunyai pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide. Mereka selalu mengenyahkan pikiran negatif saat pikiran tersebut terlintas di benak. Mereka juga selalu mensyukuri apa yang dimiliki dan tidak berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dimiliki.

Mereka tidak suka mendengarkan gosip yang tak menentu. Sebab, gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Mereka juga tidak suka membuat alasan, tapi langsung bertindak. Mereka senang menggunakan bahasa tubuh yang positif. Di antaranya, senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan ekspresif. Terakhir, mereka selalu peduli dengan citra diri. Karena itu, mereka berusaha tampil sebaik-baiknya, bukan hanya sebagai orang yang menarik, tetapi juga pribadi yang simpatik. (dio/ayi)